F Jenis Ternak Dan Lokasi Daerah Produsen - galihghungs blog

Jenis Ternak Dan Lokasi Daerah Produsen

Jenis ternak dalam usaha peternakan secara garfis besar dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu ternak ruminansia, non ruminansia dan unggas. Ternak ruminansia adalah ternak yang pakan utamanya berupa hijauan seperti rumput rumputan dan dedaunan. Berbagai jenis ternak yang termasuk ruminansia antara lain adalah sapi perah, sapi potong, domba dan kambing. Ternak non ruminansia adalah ternak yang pakan utamanya berupa umbi umbian, biji bijian, sayur sayuran, daun daunan dan rumput rumputan. Berbagai jenis ternak yang termasuk ke dalam non ruminansia antara lain babi dan kelinci. Unggas adalah ternak yang makanan pokonya berupa biji bijian seperti jagung, gandum, padi, kedelai dan kacang tanah, baik yang masih utuh maupun sisa hasil olahannya yang berupa bungkil.

A. Ternak Ruminansia

Ternak ruminansia dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu ruminansia besar seperti Sapi Perah, Sapi Daging, Sapi Potong dan Kerbau dan ternak ruminansia kecil berupa Domba, Kambing. Kedua kelompok ternak ini pada dasarnya menghasilkan daging, tetapi ada juga secara khusus menghasilkan susu yang banyak, seperti sapi dan kambing perah.

Sapi Perah

Usaha peternakan sapi perah di Indonesia ada dua macam, yaitu berupa usaha peternakan sapi perah rakyat dan perusahaan peternakan sapi perah. Secara umum lokasi kedua jenis usaha ini berada  jauh dari pusat kota besar, karena ada beberapa alasan sosial ekonomi yang menyertainya antara lain perlu lahan yang luas untuk kebun rumput, pencemaran lingkungan dan biaya produksi. Usaha peternakan sapi perah rakyat di Jawa Barat tersebar di beberapa kabupaten seperti Garut, Sumedang, Tasikmalaya, Sukabumi, Bogor dan Bandung. Khusus di daerah Bandung, peternakan sapi perah rakyat berlokasi di Kecamatan Lembang, Cisarua, Kertasari, Pangalengan dan Pacet.

Sapi Daging

Sapi daging adalah sapi ras tertentu yang masing masing memiliki sifat dan ciri khas yang jelas berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Sapi daging di Indonesia didatangkan dari luar negeri dan sejak zaman Belanda berusaha dipersilangkan dengan sapi lokal. Pada saat ini ada sapi dari Australia yang digemukan oleh para pengusaha bermodal besar secara dan ada juga yang bekerjasama dengan para peternak kecil. Lokasi usaha berada di batas luar kota, karena bagi usaha penggemukan sapi ini tidak banyak memerlukan hijauan seperti halnya sapi perah. Daerah Jawa Barat dan Lampung menjadi lokasi yang strategis, karena sangat dekat dengan daerah pusat konsumen Jabodetabek.

Sapi Potong

Saspi potong adalah sapi non ras yang penampilannya relatif beragam dan yang dikembangkan di Indonesia adalah sapi Peranakan Ongole, Sapi Bali dan Sapi Madura. Sapi potong dipelihara dan dikembangbiakan oleh para peternak yang tersebar sangat luas di seluruh wilayah Indonesia. Sapi potong di luar Pulau Jawa banyak yang dipelihara secara exstensif dilepas begitu saja pada lahan yang luas, tetapi di Pulau Jawa tidak memungkinkannya, karena keterbatasan lahan dan rawan keamanan.

Kerbau

Kerbau adalah ternak ruminansia besar yang dipelihara untuk dimanfaatkan tenaganya sebagai tenaga kerja untuk mengolah lahan pertanian padi sawah. Pada waktu yang lampau populasi kerbau di Pulau Jawa relatif lebih banyak dari sekarang, namun karena beberapa alasan tertentu populasinya terus menurun. Populasi kerbau di Pulau Jawa yang relatif masih banyak berada di Provinsi Banten dan di luar Pulau Jawa seperti di Sulawesi masih banyak yang dikembangbiakan secara exstensif dilepas di rawa rawa.

Domba

Di Pupau Jawa, ternak domba yang dominan dipelihara masyarakat hanya ada di Jawa Barat,  sedangkan di Jawa Tengan dan Jawa Timur kurang disukai. Adapun alasan yang kuat secara medis veteriner,  karena di kedua daerah tersebut banyak dipelihara sapi Bali dan Madura yang tidak tahan terhadap sesuatu penyakit tertentu yang pembawanya adalah ternak domba. Di Jawa Barat, ternak domba dipelihara secara meluas tersebar di seluruh kabupaten. Di Jawa Barat ada dua jenis domba yang dapat dibedakan berdasar ciri ciri tertentu, yaitu Domba Garut (Domba Tangkas) dan Domba Priangan (Domba Lokal). Domba Garut/Tangkas adalah domba yang secara khusus dipelihara untuk diadu ketangkasan sebagai hiburan pada waktu waktu tertentu, misalnya pada acara peringatan hari kemerdekaan tanggal 17 Agustus. Domba Priangan/Lokal adalah domba yang dipelihara untuk dikonsumsi dagingnya, misalnya untuk dibuat sate atau gule yang banyak disukai oleh masyarakat atau untuk keperluan qurban pada hari raya Idul Qurban serta untuk Aqiqah bagi keluarga yang baru dikaruniai anak.

Kambing Potong

Kambing potong di Indonesia yang terdiri dari berbagai bangsa dan persilangannya keberadaannya menyebar di berbagai propinsi. Kambing potong yang ada di Indonesia berasal dari berbagai negara Asia dan Afrika dan Indonesia sendiri. Kambing asli Indonesia adalah Kambing Kacang yang perawakannya relatif lebih kecil dari pada kambing yang berasal dari luar. Populasi kambing potong di Pulau Jawa diduga lebih banyak dari pada Domba, karena tersebar merata di berbagai provinsi dan daerah khusus. Sama halnya dengan domba, pemeliharaan kambing potong juga ditujukan untuk dikonsumsi dagingnya untuk berbagai keperluan Qurban, Aqiqah dan sate serta gule.

Kambing Perah

Kambing perah adalah kambing yang dibudidayakan oleh masyarakat dengan tujuan untuk memperoleh susunya. Kambing perah yang banyak disukai oleh masyarakat di Pulau Jawa adalah kambing Peranakan Ettawa. Kambing Peranakan Ettawa adalah kambing hasil persilangan antara kambing Ettawa yang berasal dari daerah Jamnapari India dengan kambing Kacang asli Indonesia. Menurut beberapa orang ahli, susu kambing memiliki beberapa keunggulan dibanding dengan susu sapi. Sampai saat ini susu kambing masih dianggap sebagai minuman kesehatan yang berkhasiat sebagai obat untuk beberapa penyakit tertentu seperti diabetes mellitus (kencing manis) dan berbagai jenis penyakit pernapasan.

B. Ternak Non Ruminansia

Ternak non ruminansia adalah ternak yang makanan pokoknya umbi umbian dan biji bijian, sedangkan rumput dan hijauan yang lainnya hanya sebagai tambahan. Jenis ternak non ruminansia yang sudah lama dibudidayakan dan dikenal masyarakat adalah ternak babi dan kelinci. Ternak babi sudah diusahakan secara komersial di beberapa daerah propinsi di Indonesia, sedangkan ternak kelinci baru diusahakan dalam skala usaha keluarga.

Babi

Ternak non ruminansia yang dibudidayakan secara komersial di kota kota besar adalah ternak babi ras, artinya sudah memiliki nama bangsa tertentu. Ternak babi dipelihara di daerah perbatasan perkotaan dan pedesaan, karena usaha ternak ini tidak memerlukan lahan yang relatif luas seperti halnya ternak ruminansia yang memerlukan kebun rumput sebagai penghasil makanan pokoknya. Konsumen daging babi relatif sedikit, karena warga negara Indonesia mayoritas beragama Islam yang haram hukumnya untuk memakan daging babi. Selain ternak babi ras, di Indonesia ada jenis babi lokal yang hidup secara liar di beberapa daerah hutan tertentu. Babi lokal yang liar ini sering diburu oleh masyarakat, karena kadang kadang merusak berbagai jenis tanaman yang diusahakan masyarakat.

Kelinci

Selain ternak babi, ternak lain yang termasuk ke dalam ternak non ruminansia adalah  kelinci. Sampai pada saat ini ternak kelinci dipelihara oleh kebanyakan  masyarakat masih dianggap sebagai ternak kesayangan/pajangan/hiasan seperti halnya pemeliharaan ikan hias di aquarium. Usaha peternakan kelinci belum berkembang secara meluas di masyarakat, karena ada beberapa alasan tertentu yang menjadi kendala untuk mengkonsumsinya. Daging kelinci sebenarnya lebih mirip dengan daging ayam, warnanya putih dan seratnya halus seperti daging ayam. Dipandang dari sudut produksi, kelinci termasuk ternak yang produktifitasnya tinggi, karena dari  satu kelahiran dapat diperoleh beberapa ekor anak atau bersifat prolifik. Usaha peternakan kelinci punya prospek yang baik, jika masyarakat mau menerima daging kelinci sebagai pilihan alternatif selain berbagai jenis daging yang lainnya yang sudah biasa dikonsumsi.

Ternak Unggas

Masyarakat Indonesia sejak zaman nenekmoyang kita sudah mengenal dan akrab dengan ternak unggas, baik unggas darat maupun air. Manfaat pokok bagi manusia yang diperoleh dari ternak unggas adalah berupa daging dan telur, sedangkan pupuk kandang dan bulunya hanya sebagai tambahan.

 

Sumber : Suryadi’s blog : little.16mb.com

CONVERSATION

0 comments:

Posting Komentar